Gender

JENIS-JENIS IDHOFAH

  1. Hubungan identitas.
    Dalam kategori luas ini, annexer (المُضَاف إليه) menghususkan atau menentukan identitas dari yang dianeksasi (المُضَاف).
    رَسَائِلُ حُبٍّ = surat-surat cinta
    وَزِيْرُ ٱلْعَدْلِ = Menteri kehakiman
  2. Hubungan kepemilikan.
    Dalam struktur idhofah semacam ini, المُضَاف dapat diartikan sebagai milik المُضَاف إليه.
    سَيَّارَةُ زَيْد = Mobil Zayd
  3. Hubungan partitif.
    Di sini المُضَاف berfungsi sebagai penentu untuk menggambarkan bagian atau kuantitas المُضَاف إليه. Ini termasuk penggunaan kata benda yang merupakan bilangan (“beberapa”, “semua”, “sebagian besar”), bilangan dan pecahan tertentu, dan konstruksi superlatif.
    بَعْضُ ٱلْأَفْلَامِ = beberapa film
    كُُلُّ مُسْتخْدِمٍ = setiap pengguna
    كُلُّ هٰذَا = semua ini
    مُعْظَمُ ٱلْمَقَاعِدِ = sebagian besar kursi
    رُبْعُ رِيَالِ = seperempat riyal
    أَفْضَلُ ٱلذِّكْرِ = zikir terbaik
  1. Hubungan pelaku perbuatan.
    a. Dalam konstruksi jenis ini, المُضَاف إليه adalah agen atau pelaku tindakan dan المُضَاف adalah kata benda verbal (maSdar), nama dari suatu tindakan:
    مُغَادَرَةُ ٱلْوَزِيْرِ = kepergian menteri
    وُصُوْلُ ٱلْمَلِكَةِ = kedatangan ratu
    b. Tindakan, pelaku, objek: Dalam varian iDaafa dari hubungan pelaku perbuatan ini , di mana objek dari verbal action-masdar (mudhof) disebutkan di samping pelaku tindakan (mudhof ilaih), maka objek tersebut mengikuti konstruksi idaafa, dan dalam kasus akusatif (مَنْصُوْب ):
    مُغَادَرَةُ ٱلْوَزِيْرِ ٱلْعَاصِمَةَ = menteri meninggalkan ibukota.
  2. Hubungan objek.
    Dalam jenis konstruksi ini, المُضَاف إليه adalah objek dari suatu tindakan, dan المُضَاف adalah nama dari tindakan (maSdar), atau sebuah partisipasi aktif (ism-u l-faaiil) yang mengacu pada pelaku tindakan.
    دُخُوْلُ ٱلْمَسْجِدِ = memasuki masjid
    صَانِعُ أَحْذِيَةٍ = pembuat sepatu
  3. Hubungan komposisi.
    Dalam struktur ini, المُضَاف إليه mengungkapkan sifat atau komposisi dari المُضَاف:
    عُنْقُوْدُ عِنَبٍ = seikat buah anggur
    رَوْضَةُ أَطْفَالٍ = taman kanak-kanak (‘taman anak-anak’)
  1. Hubungan pengukuran.
    Dimana المُضَاف mengungkapkan sifat dari pengukuran, dan المُضَاف إليه adalah ekstensi atau ukuran itu sendiri. Ini terjadi terutama dalam idafah nakirah:
    إِلى مَسَافَةِ عَشْرَةِ أَمْتَارٍ = hingga jarak sepuluh meter
    مُدَّةَ يَوْمَيْنِ = (untuk) jangka waktu dua hari
  2. Hubungan isi.
    Di mana المُضَاف menunjukkan wadah dan المُضَاف إليه isi wadah:
    فِنْجَانُ قَهْوَةٍ = secangkir kopi
  3. Aneksasi dapat menunjukkan bahwa المُضَاف terbuat dari المُضَاف إليه:
    خَاتَمُ حَدِيْدٍ = cincin besi, cincin dari besi.
  4. Hubungan tujuan.
    Di sini المُضَاف إليه menjelaskan atau menentukan tujuan atau penggunaan tertentu dari المُضَاف:
    طَائِرَةُ إِنْقَاذٍ = pesawat penyelamat
  5. Hubungan klausul.
    Sebuah klausul secara keseluruhan terkadang dapat membentuk المُضَاف إليه dari struktur idafah (aneksasi):
    فِي وَقْتِ كَانَ كُلُّ شَيْءٍ مُعَدًّا لِتَحْقِيْقِ تَقَدُّمٍ = pada saat [ketika] semuanya telah dipersiapkan untuk mencapai [beberapa] kemajuan.
    وَقْتِ adalah المُضَاف,
    كَانَ كُلُّ شَيْءٍ مُعَدًّا لِتَحْقِيْقِ تَقَدُّمٍ adalah المُضَاف إليه

KASUS KHUSUS IDHOFAH

  1. Penggunaan عَدَم.
    Kata عَدَم adalah istilah privatif yang mengekspresikan konsep negatif atau “kekurangan”: digunakan dengan kata benda verbal (masdar) untuk mengekspresikan kata majemuk bahasa Arab yang menyampaikan konsep yang dalam bahasa Inggris diekspresikan dengan awalan seperti “non-,” “in-,” atau “dis -, ”atau untuk mengekspresikan apa yang akan menjadi negatif infinitif .
    عَدَمُ جَوَازٍ = tidak diizinkan
    عَدَمُ وُجُوْدٍ = tidak ada
    عَدَمُ اِسْتِقْرَارٍ = ketidakstabilan
    عَدَمُ جِدِّيَّةٍ = ketidaktulusan
    عَدَمُ اِرْتِيَاحٍ = ketidaknyamanan
    عَدَمُ رِضَاءٍ = ketidaksenangan
  2. Penggunaan إِعَادَة.
    Kata إِعَادَة digunakan sebagai المُضَاف dari sebuah konstruksi (idhofah) dengan kata benda verbal (masdar) untuk mengungkapkan konsep pengulangan atau pembaruan.
    إِعَادَةُ تَعْمِيْرٍ = membangun kembali
    إِعَادَةُ عَدِّ الأَصْوَاتِ = menghitung kembali suara
    إِعَادَةُ تَعْيِيْنِ الْوَزِيْرِ = pengangkatan kembali menteri.
  3. Penggunaan نَفْس.
    Konstruksi genitif yang sering digunakan adalah penggunaan kata benda نَفْس (= diri atau sama) sebagai المُضَاف untuk mengekspresikan konsep “sama …
    نَفْسُ الشَّيْءِ = hal yang sama
    فِي نَفْسِ الْوَقْتِ = pada waktu yang sama
    عَلى نَفْسِ الْمِنْوَالِ = dengan cara yang sama
  4. Konstruksi deskriptif dengan غََيْر plus kata sifat.
    Kata benda غََيْر (non-; un-, in-, selain) digunakan sebagai المُضَاف dari konstruksi (idhofah) untuk mengekspresikan konsep negatif atau privatif yang menunjukkan ketiadaan kualitas atau atribut. Sebagai المُضَاف dari sebuah konstruksi, غََيْر memiliki case yang sama dengan kata benda yang dimodifikasi. Sebagai kata benda yang merupakan المُضَاف an iDaafa (aneksasi) tidak boleh memiliki kata sandang pasti. إليه المُضَاف dari konstruksi iDaafa adalah kata sifat atau participle dalam kasus genitif yang setuju dengan kata benda yang dimodifikasi dalam jenis kelamin, angka, dan kepastian. Berikut beberapa contohnya:
    مُنَاسِبٍ غََيْرُ = tidak cocok
    غََيْرُ مُبَاشِرٍ = tidak langsung
    غََيْرُ صَحِيْحٍ = tidak benar
    كَافٍ غََيْرُ = tidak cukup
    عَرَبِيٍّ غََيْرُ = tidak ada Arab
    غَيْرُ مُتَوَقَّعَةٍ صُعُوْبَاتٌ = kesulitan tak terduga
    بِأَسَالِيْبَ غَيْرِ شَرِيْفَةٍ = dengan cara yang tidak bermoral (tidak mulia)

FRASA ANEKSASI الْمُرَكَّبُ الْإضَافِي
Dalam bahasa Arab, aneksasi membentuk struktur yang disebut Idafah.
Idafah terdiri dari dua atau lebih kata benda. Ini termasuk kata ganti dan kata sifat. Kata kerja tidak diperbolehkan.
Bagian pertama disebut مُضَاف (annexed) dan bagian kedua disebut مُضاف إليه (annexer). Bagian kedua (مُضاف إليه) menentukan yang pertama (مُضَاف) dengan menghususkan, mendefinisikan, membatasi atau menjelaskannya, dan dengan demikian kedua kata benda tersebut berfungsi sebagai satu frasa.
Contoh:
كِتَابُ طالِبٍ = buku siswa.
كِتَابُ = sebuah buku adalah مُضَاف (annexed),
طالِبٍ = seorang siswa adalah مُضاف إليه (annexer).

ATURAN IDAFAH (ANNEXATION):

  1. (a). Apakah المُضَاف (annexed) mengacu pada sesuatu yang tertentu atau tidak, ia tidak pernah menerima … ال (al …ma’rifah atau ‘tanwin’.
    (b). المُضَاف إليه (annexer) boleh menerima … الَ (al) …ma’rifah atau tanwin menurut status ma’rifah-nakirahnya.
    (c). Jika إليه المُضَاف (annexer) dalam bentuk nakirah (indefinite), maka menyebabkan seluruh konstruksi idafah menjadi nakirah (indefinite). Jika إليه المُضَاف (annexer) ma’rifah (definite) maka seluruh konstruksi idafah menjadi ma’rifah (definite):
    Nakirah: بَيْتُ مُدَرِّسٍ = rumah guru.
    Ma’rifah: بَيْتُ المُدَرِّسِ = rumah guru itu.
  2. (a). المُضَاف (annexed) bisa dalam bentuk i’rob apa pun (مَرْفُوْع ‘, ​​مَنْصُوْب atau مَجْرُوْر): ini ditentukan oleh i’rob dari المُضَاف dalam kalimat tempat dimana ia muncul.(b). المُضَاف إليه (annexer) selalu dalam i’rob genitif مَجْرُوْر ) بَابُ الدَّارِ = pintu rumah itu (marfu’) ابَ الدَّارِ = pintu rumah itu (manshub) بَابِ الدَّارِ = pintu rumah itu (majrur).
  3. (a). Jika المُضَاف (annexed) dual, maka ن ‘nun’ terakhir dihilangkan. بَيْتَان = dua rumah (مَرْفُوْع), jika dianeksasi menjadi بَيْتَا بَيْتَا الرَّجُلِ = dua rumah orang laki-laki itu. بَيْتَيْنِ = dua rumah (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر), jika dianeksasi menjadi بَيْتَي بَيْتَيِ الرَّجُلِ = dua rumah orang laki-laki itu. (b). Jika المُضَاف (annexed) adalah jamak maskulin (جَمْعُ الْمُذَكَّرِ السَّالِم), ‘nun’ terakhir dihilangkan: مُعَلِّمُوْنَ = (dua atau lebih) guru (مَرْفُوْع), jika dimudhofkan menjadi مُعَلِّمُو مُعَلِّمُو الْوَلَدِ = guru anak laki-laki itu. مُعَلِّمُيْنَ = (dua atau lebih) guru (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر), jika dianeksasi (dimudhofkan), menjadi مُعَلِّمِي مُعَلِّمِي الْوَلَدِ = guru-guru anak laki-laki itu.
  4. Jika المُضَاف (annexed) berupa lima kata benda (asmaul khomsah) di bawah ini, maka ia menerima tiga i’rob (marfu’, manshub atau majrur), tetapi terdapat sedikit perbedaan dari yang biasa. أَبٌ = ayah, أَخٌ = saudara laki-laki, حَمٌ = ayah mertua, فُو = mulut dan ذُو = pemilik, Ketika kata benda ini memasuki konstruksi idhofah, huruf vokalnya menjadi panjang: أَبُو ٱلْوَلَدِ = ayah anak laki-laki itu (marfu’). أَبَا ٱلْوَلَدِ = ayah anak laki-laki itu (manshub) أَبِي ٱلْوَلَدِ = ayah anak laki-laki itu (majru.
  5. Kata benda sering dimudjofkan dengan kata ganti (dhamir) : ىه, ها, هما, هم, هن dll, sebagai annexer المُضَاف إليه) كِتَابُهُ = bukunya (lk), كِتَابُهَا = bukunya (pr) , كِتَابُهُمْ= buku mereka, كِتَابِيْ = bukuku, كِتَابُنَا = buku kami, et.
  6. المُضَاف إليه (the annexer) mungkin memiliki akhiran kata ganti (dhomir): سَحْبُ وَحْدَاتِهِ = penarikan unitnya.
  7. Kata ganti tunjuk dapat berkedudukan sebagai المُضَاف إليه (annexer): نَتِيْجَةُ ذٰلِكَ = hasil dari itu. مَعْنى هٰذا = arti dari ini.
  8. Lebih dari satu kata benda dapat digabungkan sebagai المُضَاف إليه جَرَاحُ الْأَنفِ و الْأُذنِ والْحَنْجَرَةِ = ahli bedah hidung, telinga dan tenggorokan.
  9. Aneksasi (idhofah)majemuk mungkin berisi beberapa المُضَاف إليه, tetapi hanya المُضَاف إليه terakhir yang boleh menerima ‘al-ma’rifah’ atau ‘tanwin’ مَدْخَلُ حَدِيْقَةِ وَزِيْرِ الْخَارِجِيَّةِ = pintu gerbang taman Menteri Luar Negeri.
  10. Satu-satunya elemen yang dapat ditempatkan di antara المُضَاف dan المُضَاف إليه adalah kata ganti demonstratif: طَالِبُ هٰذِهِ ٱلْجَامِعَةِ = mahasiswa universitas ini.
  11. (a). Ketika المُضَاف dalam konstruksi ida¯fah dibatasi oleh kata sifat, maka kata sifat tersebut harus sesuai dengan kata benda dalam hal jumlah, jenis kelamin dan i’rob. Tetapi kata sifat harus ditempatkan setelah keseluruhan konstruksi ida¯fah: بَابُ ٱلْبَيْتِ ٱلْجَدِيْدُ = pintu baru rumah. سَيَّارَةُ زَيْدٍ ٱلْجَدِيْدَةُ = mobil baru Zayd. فِي سَيَّارَةِ زَيْدٍ ٱلْجَدِيْدَةِ = di dalam mobil baru Zayd. (b). المضاف إليه dapat dimodifikasi oleh kata sifat yang langsung mengikutinya dan harus sesuai dalam hal nakiroh-ma’rifat, jenis kelamin, jumlah, dan i’rob: قَلمُ أَلْوَلَدِ الصَّالِحِ = pulpen anak saleh itu. قَلمُ أَلْبِنْتِ الصَّالِحَةِ = pena gadis saleh itu. Idhofah (aneksasi) lafdzi atau kidhofah ata sifat adalah ketika kata sifat dan beberapa partikel digunakan sebagai bagian pertama dari konstruksi idafah, dan memodifikasi kata benda. Disebut juga idafah palsu karena bagian pertama (المُضَاف) dapat menerima ‘al-ma’rifah’ jika memodifikasi kata benda tertentu, sehingga melanggar kaidah struktur idhofah: قَلِيْلُ ٱلْعَقْلِ = seseorang dengan sedikit kecerdasan (bodoh) – أَلرَّجُلُ ٱلْقَلِيْلُ ٱلْعَقْلِ = orang laki-laki dengan sedikit kecerdasan (orang bodoh). جَمِيْلَةُ ٱلْوَجْهِ = seseorang dengan wajah can – أَلْبِنْتُٱلْجَمِيْلَةُٱلْوَجْهِ = gadis dengan wajah cantik.

FRASE DALAM BAHASA ARAB

Dalam Ilmu Nahwu, frase (المُرَكَّبُ النَّاقِسُ) tebagi menjadi empat begian sebagai berikut:

  1. التَّوْصِيْفِي الْمُرَكَّبُ – the adjective phrase.
  2. الْإضَافِي الْمُرَكَّبُ – the annexation phrase.
  3. الْمُرَكَّبُ الْإشَارِي – the demonstrative. phrase
  4. الْجَارِي الْمُرَكَّبُ – the genitive phrase.
  1. FRASA KATA SIFAT – الْمُرَكَّبُ التَّوْصِيْفِي
    “Kualifikasi Kata Sifat” adalah sesuatu yang paling mendasar dalam bahasa Arab dan sangat sering dipakai dalam bahasa tersebut.
    Mari kita lihat cara kerja qualufikasi kata sifat ini. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:
    قِصَّةٌّ طَوِيْلَةٌ = sebuah cerita yang panjang
    قِصَّةٌّ سَيِّئَةُ الْخِتَامِ = sebuah cerita dengan akhir yang buruk
    قِصَّةٌّ يَطُولُ شَرْحُهَا = sebuah cerita dengan penjelasan panjang (cerita yang penjelasannya panjang). قِصَّةٌّ مِنْ شربون = cerita dari Cirebon

Hanya dua contoh pertama yang akan dibahas di sini karena berkaitan dengan fenomena kesesuaian (antara kata sifat dengan yang disifati).

Frase Kata Sifat (لْمُرَكَّبُ التَّوْصِيْفِي l) memiliki dua kata di dalamnya di mana satu kata menggambarkan kualitas dari kata lain. Kata yang mendeskripsikan disebut الصفة (kata sifat) dan kata yang dideskripsikan disebut الموصوف. Kata yang dijelaskan (الموصوف) datang lebih dulu dan kata yang mendeskripsikan (الصفة) mengikutinya.

Contoh:
بَيْتٌ جَمِيْلٌ = sebuah umah yang indah
بَيْتٌ = rumah adalah الموصوف (kata yang dideskripsikan), جَمِيْلٌ = indah adalah الصفة (kata sifat).
Hal penting yang perlu diingat tentang توصيفي مركب (frase kata sifat) adalah bahwa kata sifat (الصفة) harus sesuai dengan kata benda yang dijelaskan (الموصوف) dalam keempat aspek kata benda, yaitu nakiroh atau makrifahnya, jenis kelamin, jumlah (tunggal, dual atau jamak) dan i’robnya.

  1. Nakirah atau makrifah dari الصفة (kata sifat) harus sesuai dengan yang ada di الموصوف (kata benda yang dijelaskan), jika الموصوف nakirah, الصفة juga nakirah, dan jika الموصوف ma’rifah maka الصفة juga ma’rifah.
    Nakirah: بَيْتٌ وَاسِعٌ = rumah besar.
    Makrifah: أَلْبَيْتُ الْوَاسِعُ = rumah besar itu.
  2. Gender dari الصفة (kata sifat) juga harus sesuai dengan الموصوف (kata benda yang dijelaskan), jika الموصوف maskulin maka الصفة harus maskulin, dan jika الموصوف feminin maka الصفة juga harus feminin. Maskulin nakirah: صَالِحٌ وَلَدٌ = anak yang saleh. Makrifah: الصَّالِحُ أَلْوَلَدُ = anak yang saleh Feminiin nakirah: صَالِحَةٌ بِنْتٌ = gadis yang salehah. Feminin makrifah: أَلْبِنْتُ الصَّالِحَةُ = gadis yang salehah.
  3. Tunggal, dual atau jamak dari الصفة (kata sifat) harus disesuaikan dengan الموصوف (kata benda yang dijelaskan), jika الموصوف tunggal maka الصفة juga harus tunggal, jika الموصوف dual maka الصفة juga dual, dan jika الموصوف jamak maka الصفة juga harus jamak. KATA SIFAT MASKULIN. Tunggal: وَلَدٌ صَالِحٌ = anak yang saleh. Dual: وَلَدَانِ صَالِحَانِ = dua anak laki-laki yang saleh. Jamak (tiga atau lebih), kata sifat jamak maskulin menjelaskan kata benda jamak maskulin hanya jika kata benda merujuk pada mahluk berakal. أَوْلَادٌ صَالِحُوْنَ = anak laki-laki yang saleh. KATA SIFAT FEMININ Singular, kata sifat tunggal feminin digunakan untuk menyifati kata benda tunggal feminin. Nakirah: حِكَايَةٌ قَدِيْمَةٌ = sebuah cerita lama. Makrifah: الْقَدِيْمَةُ الْحِكَايَةُ = cerita lama. Kata sifat tunggal feminin juga digunakan untuk menyifati kata benda jamak tak berakal (غَيْرُ عَاقِلٍ). Nakirah: نَتَائِجُ أَوَّلِيَّةٌ = hasil awal. Makrifat: أَلنَّتَائِجُ الْأَوَّلِيَّة = hasil awal. Dual, kata benda dual feminin disifati denfan kata sifat dual feminin. سَفِيْنَتَانِ كَبِيْرَتَانِ = dua kapal besar. Jamak (tiga atau lebih), kata sifat jamak feminin menyifati kata benda jamak feminin hanya jika kata benda merujuk pada mahluk berakal. بَنَاتٌ صَالِحَاتٌ = gadis saleh.
  4. I’ROB dari الصفة (kata sifat) harus disesuaikan dengan الموصوف (kata benda yang dijelaskan), jika الموصوف nominatif (مَرْفُوْع) maka الصفة harus dalam bentuk nominatif ( مَرْفُوْع), jika الموصوف akusatif (مَنْصُوْب) maka الصفة juga akusatif (مَنْصُوْب), dan jika الموصوف genitif (مَجْرُوْر) maka الصفة juga harus الجفرُرُرُ Maskulin. Singular: صَالِحٌ وَلَدٌ = anak yang saleh (مَرْفُوْع),
  5. وَلَدًا صَالِحًا = anak yang saleh (مَنْصُوْب وَلَدٍ صَالِحٍ = anak yang saleh (مَجْرُوْر) Ganda: وَلَدَانِ صَالِحَانِ = dua anak laki-laki saleh (مَرْفُوْع), وَلَدَيْنِ صَالِحَيْنِ (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر) Jamak (tiga atau lebih): أَوْلَادٌ صَالِحُوْنَ = anak laki-laki yang saleh (مَرْفُوْع)
  6. صَالِحِيْنَ أَوْلَادًا = anak laki-laki yang saleh (مَنْصُوْب)
  7. أَوْلَادٍ صَالِحِيْنَ = anak laki-laki yang saleh (مَجْرُوْر)
  8. Wanita
  9. Tunggal: حِكَايَةٌ قَدِيْمَةٌ = cerita lama (مَرْفُوْع),
  10. حِكَايَةً قَدِيْمَةً = sebuah cerita lama (مَنْصُوْب)
  11. حِكَايَةٍ قَدِيْمَةٍ = sebuah cerita lama (مَجْرُوْر)
  12. Ganda: سَفِيْنَتَانِ كَبِيْرَتَان = dua kapal besar (مَرْفُوْع)
  13. سَفِيْنَتَيّنِ كَبِيْرَتَيْنِ = dua kapal besar (مَنْصُوْب dan
  14. مَجْرُوْر)
  15. Jamak (tiga atau lebih): مَلِكَاتُ صَالِحَاتٌ = ratu yang saleh (مَرْفُوْع),
  16. صَالِحَاتٍ مَلِكَاتٍ = ratu yang saleh (مَنْصُوْب dan
  17. مَجْرُوْر)

THE NUMBER OF NOUNS DALAM BAHASA ARAB

Dalam bahasa Arab, kata benda bisa tunggal, dual atau jamak. Kata benda tunggal disebut الْمُفْرَد, kata benda dual disebut الْمُثَنّى dan kata benda jamak disebut الْجَمْعُ.

DUALالْمُثَنّى
Adalah kata benda yang menunjukkan dua hal. Alih-alih menggunakan angka “dua” ditambah kata benda jamak, seperti bahasa Inggris, bahasa Arab menggunakan akhiran dual pada bentuk tunggal untuk menandai kata benda sebagai dual.

  1. Kata benda dual dibentuk dari isim mufrad (tunggal) dengan menambahkan “alif” dan “nun” (انِ) bila isim tersebut adalah مَرْفُوْع, “ya” dan “nun” (يْن)
    dengan “fathah” sebelum “ya” bila مَنْصُوْب atau مَجْرُوْر.
    Contoh:
    Singular: رَجُلٌ = seorang pria
    Dual: رَجُلَانِ = dua pria (مَرْفُوْع)
    Dual : رَجُلَيْنِ = dua pria (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر )

2. Ketika akhiran dual ditambahkan ke kata benda tunggal yang diakhiri dengan taa marbuuta, maka ta marbutah tidak lagi menjadi huruf terakhir dalam kata dan berubah menjadi ta biasa.

Contoh:
Tunggal: سَنَةٌ = satu tahun
Dual: سَنَتَان = dua tahun (مَرْفُوْع)
سَنَتَيْنِ = dua tahun (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر)

  1. Ketika kata benda feminin tunggal berakhir dengan “alif maqsurah” ـﻰ …, maka alif maqsura menjadi … ـﻴـ (ya) … sebelum akhiran dual,
    Contoh:
    Tunggal: مُسْتَشْفَى = rumah sakit
    Dual: مُسْتَشْفَيَانِ = dua rumah sakit (مَرْفُوْع),
    مُسْتَشْفَيَينِ = dua rumah sakit (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر)
  2. Ketika kata benda tunggal feminin yang berakhir dengan “alif mamdudah” .. .ـﺎء … ,, hamzah terakhir “ء” diganti dengan “wa و” sebelum akhiran dual.
    Contoh:
    Tunggal: صَحْرَاءُ = gurun
    Dual: صَحْرَاوَانِ = dua gurun (مَرْفُوْع)
    Dual: صَحْرَاوَيْنِ = dua gurun (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر)
  3. Dua orang atau benda yang berpasangan dapat diekspresikan dengan menggunakan bentuk dual pada salah satunya.
    Contoh:
    Tunggal: اَبٌ = ayah
    Dual: اَبَوَانِ = orang tua (ayah dan ibu) (مَرْفُوْع)
    Dual: اَبَوَيْنِ = orang tua (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر)

JAMAK
Ada dua tipe jamak dalam bahasa Arab:
“Jamak Salim” dan “Jamak Taksir”.
BENTUK JAMA’ SALIM
Ada dua “Jamak Salim” yaitu “Jamak mudzakkar Salim” dan “Jamak Muannas Salim”

JAMAK MUDZAKKAR SALIM
“Jamak mudzakkar Salim” dari kata benda dan kata sifat dibentuk dengan menambahkan salah satu dari dua akhiran berikut:
ــُونَ dalam keadaan مَرْفُوْع atau ــينَ dalam keadaan مَنْصُوْب atau مَجْرُوْر
Contoh:
Singular: مُعَلِّمٌ = seorang guru
Jamak: مُعَلِّمُونَ = guru-guru (مَرْفُوْع)
Jamak: مُعَلِّمِينَ = guru-guru (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر)

JAMAK MUANNAS SALIM
“Jamak Muannas Salim” dibentuk dengan menambahkan salah satu dari dua akhiran berikut ke kata tunggal:
… ــاتٌ dalam keadaan مَرْفُوْع
… ــاتٍ dalam keadaan مَنْصُوْب atau مَجْرُوْر
Contoh:
Singular: مَلِكَةٌ = seorang ratu
Jamak: مَلِكَاتٌ = ratu-ratu (مَرْفُوْع)
Jamak: مَلِكَاتٍ = ratu-ratu (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر)
Seperti pada bentuk dualnya, setiap kata benda feminin yang berakhir dengan “alif mamdudah”. ـﺎء … hamzah terakhir “ء” diganti dengan “wa و”
Contoh:
Tunggal: صَحْرَاءُ = gurun
Jamak: صَحْرَاوَاتٌ = gurun-gurun (مَرْفُوْع)
Jamak: صَحْرَاوَاتٍ = gurun-gurun (مَنْصُوْب dan مَجْرُوْر)

JAMAK TAKSIR

“Jamak Taksir” dapat dibandingkan dengan bentuk jamak tidak beraturan (Irregular Plural) dalam bahasa Inggris.
“Jamak Taksir” dibentuk dari bentuk tunggal dengan perubahan internal dan / atau ekstensi tertentu menurut pola yang berbeda.
Daftar di bawah ini berisi beberapa pola “Jamak Taksir” yang paling umum.

  1. طَالِبٌ (tunggal) – طُلَّابٌ (jamak) = mahasiswa
  2. رَجُلٌ (tunggal) – رِجَالٌ (jamak) = pria
  3. زَوْجٌ (tunggal) – أَزْوَاجٌ (jamak) = suami
  4. بَيْتٌ (tunggal) – بُيُوْتٌ (jamak) = rumah
  5. أَخٌ (tunggal) – إِخْوَةٌ (jamak) = saudara
  6. كِتَابٌ (tunggal) – كُتُبٌ (jamak) = buku
  7. فَقِيْرٌ (tunggal) – فُقَرَاءُ (jamak) = fakir
  8. نَبِيٌّ (tunggal) – أَنْبِيَاءُ (jamak) = nabi
  9. مَسْجِدٌ (tunggal) – مَسَاجِدُ (jamak) = masjid
  10. مِفْتَاحٌ (tunggal) – مَفَاتِيْحُ (jamak) = kunci
  11. طَعَامٌ (tunggal) – أَطْعِمَةٌ (jamak) = makanan
  12. نَفْسٌ (tunggal) – أَنْفُسٌ (jamak) = jiwa / diri
  13. بَلَدٌ (tunggal) – بُلْدَانٌ (jamak) = negara

Kita masih mempelajari klasifikasi Kata Benda dalam Tata Bahasa Arab. Pada postingan yang lalu kita telah mempelajari kategori kata benda pertama dalam bahasa Arab, yaitu isim nakirah dan isim ma’rifah. Sekarang kita akan membahas kategori kedua, jenis kelamin (gender) kata benda. Sangat penting untuk mengetahui hal ini dalam bahasa Arab karena gender secara gramatikal membentuk sistem kesesuaian dengan aspek lain dari bahasa, seperti kesesuaian dengan kata sifat, kata ganti, atau kata kerja.

Menurut ilmu Nahwu, gender itu ada maskulin ada pula feminin. Maskulin disebut مُذَكَّر sedangkan feminin disebut مُؤّنَّث.

MASKULIN/ المُذَكَّر
Ada dua jenis maskulin: maskulin hakiki dan maskulin metaforis.

MASKULIN HAKIKI/المُذَكَّر الحَقِيْقِي

Adalah kata yang menunjukkan jenis kelamin laki-laki baik berupa manusia atau binatang, seperti: رَجُـلٌ = man, زَوْجٌ = husband, أَبٌ = father, وَلَدٌ = boy, تَاجِرٌ = businessman, أَسَدٌ = lion, كَلْبٌ = dog dan lain-lain.

MASKULIN METAFORIS/المُذَكَّر المَجَازِي

Adalah kata yang diberlakukan sebagai laki-laki meskipun sebenarnya bukan, seperti بَيْتٌ = house, نَهْرٌ = river, قَمَرٌ = moon, جِدَارٌ = wall, بَحْرٌ = sea dan lain-lain.

FEMININ/المُؤَنَّث
Kata berjenis kelamin feminin diturunkan dari kata maskulin; ia membutuhkan penanda femininitas عَلَامَة


Tiga penanda femininitas adalah sebagai berikut:

  1. تاء مربوطة / ta marbuthah (ة) di akhir kata.

Contoh:

حديقةٌ = garden
سيّارةٌ = car

Menambahkan ta marbuthah pada kebanyakan kata bahasa Arab akan mengubahnya dari maskulin menjadi feminin, seperti:

صَدِيْقٌ = a male friend -> صَدِيْقَةٌ = a female friend
مُدَرِّسٌ = a male teacher -> مُدَرِّسَةٌ = a female teacher.

2. alif maqshurah ـى di akhir kata.

Contoh:

بُشْرَى = good news
سَلْمَــى = Salma
صُغْرَى = smaller

3. alif mamdudah اء / ـاء di akhir kata.

Contoh:

صَحْرَاءُ = desert
حَمْرَاءُ = red

Ada tiga macam feminin: feminin hakiki, metaforis and lafdzi.

FEMININ HAKIKI المُؤَنَّث الحَقِيْقِي

Adalah kata yang menunjukkan jenis kelamin perempuan baik berupa manusia atau binatang, seperti: اِمْرَأَةٌ = woman, أُمٌّ = mother, فَتَاةٌ = girl, أُخْتٌ = sister, تَاجِرَةٌ = businesswoman, لَبْوَةٌ = lioness, كَلْبَةٌ = bitch dan lain-lain.

FEMININ METAFORIS المُؤنَّث المَجَازِي

Adalah kata yang diberlakukan sebagai laki-laki meskipun sebenarnya bukan, seperti: سَيَّارَةٌ = car, شَمْسٌ = sun, نَارٌ = fire, أُذْنٌ = ear, رِجْلٌ = leg, عَيْنٌ = eye, دَارٌ = house dan lain sebagainya.

Meskipun sebagian kata-kata ini tidak memiliki tanda feminitas namun masih diberlakukan sebagai feminin.

FEMININ LAFDZI المُؤَنَّث اللَّفْظِي

Adalah kata benda yang memiliki penanda feminin tetapi mengacu pada kata benda maskulin. Ini sangat umum dalam kasus isim alam, seperti أُسَامَة = Osama حَمْزَة = Hamzah, مُعَاوِيَة = Mu’awiyah, زَكَرِيَّاء = Zakaria dan yang semisal.

Kata-kata benda yang diakhiri dengan ة ta marbuthah seperti حَمْزَة ,أُسَامَة ,مُعَاوِيَة atau alif dan hamzah, seperti زَكَرِيَّاء yang merupakan penanda feminin, tetapi mereka adalah maskulin.

Tinggalkan komentar